“…Dan para malaikat masuk kepada tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan); keselamatan atas kalian berkat kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar-Ra’d [13]:23-24)

ukhwahfillah

Sahabat yang beriman ibarat mentari yang menyinar. Sahabat yang setia bagai pewangi yang mengharumkan. Sahabat sejati menjadi pendorong impian. Sahabat berhati mulia membawa kita ke jalan Allah.

Sahabat alam maya

Bila tak ketemukan sahabat-sahabat yang takwa, lebih baik aku hidup menyendiri daripada aku harus bergaul dengan orang-orang jahat. Duduk sendirian untuk beribadah dengan tenang adalah lebih menyenangkanku daripada bersahabat dengan kawan yang mesti kuwaspada.~imam Syafie~

persahabatan dan kemesraan..

SAHABAT YANG BAIK ADALAH ORANG YANG BERCAKAP BENAR, DAN BUKANNYA HANYA MEMBENARKAN KATA-KATA.

I love my friend always n forever..

"Selemah-lemah manusia ialah orang yg tak boleh mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yang mensia-siakan sahabat yg telah dicari" ( Saidina Ali)

sahabat itu bukan pada pertemuan tp ingatan yang tidak pernah pudar

" Cakap sahabat yang jujur lebih besar harganya daripada harta benda yg diwarisi dari nenek moyang"(Saidina Ali)

Tuesday, May 25, 2010

Bila Paderi Terpaksa Buka Rahsia



Agama & Cara Hidup Ada seorang pemuda Arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan dia mampu mendalaminya. Selain belajar, dia juga seorang jurudakwah Islam. Ketika berada di Amerika, dia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah s.w.t. memberinya hidayah masuk Islam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar dia turut masuk ke dalam gereja. Mula mula dia keberatan, namun kerana desakan akhirnya pemuda itu pun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.

Ketika paderi masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu, si paderi agak terbeliak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, 'Di tengah kita ada seorang Muslim. Aku harap dia keluar dari sini.' Pemuda Arab itu tidak bergerak dari tempatnya. Paderi tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun dia tetap tidak bergerak dari tempatnya. Hingga akhirnya paderi itu berkata, 'Aku minta dia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya.' Barulah pemuda ini beranjak keluar.

Di ambang pintu, pemuda bertanya kepada sang paderi, 'Bagaimana anda tahu bahawa saya seorang Muslim?'Paderi itu menjawab, 'Dari tanda yang terdapat di wajahmu.'

Kemudian dia beranjak hendak keluar. Namun, paderi ingin memanfaatkan kehadiran pemuda ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memalukan pemuda tersebut dan sekaligus mengukuhkan agamanya. Pemuda Muslim itupun menerima tentangan debat tersebut.

Paderi berkata, 'Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat. ' Si pemuda tersenyum dan berkata, 'Silakan!'

Sang paderi pun mulai bertanya, 'Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya, delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya.'

'Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!'

'Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diazab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api? Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diazab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?'

'Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar! Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?'

Mendengar pertanyaan tersebut, pemuda itu tersenyum dengan keyakinan kepada Allah.

Setelah membaca 'Bismillah...' dia berkata,

-Satu yang tiada duanya ialah Allah s.w.t..

-Dua yang tiada tiganya ialah Malam dan Siang. Allah s.w.t. berfirman, 'Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami).' (Al-Isra': 12).

-Tiga yang tiada empatnya adalah kesilapan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.

-Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur'an.

- Lima yang tiada enamnya ialah Solat lima waktu.

-Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah Hari ketika Allah s.w.t. menciptakan makhluk.

-Tujuh yang tiada delapannya ialah Langit yang tujuh lapis. Allah s.w.t. berfirman, 'Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.' (Al-Mulk: 3).

-Delapan yang tiada sembilannya ialah Malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah s.w.t. berfirman, 'Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka.' (Al-Haqah: 17).

-Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa yaitu: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang.*

-Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah Kebaikan. Allah s.w.t. berfirman, 'Barang siapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat.' (Al-An'am: 160).

-Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah Saudara-Saudara Nabi Yusuf .

-Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah Mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, 'Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air.' (Al-Baqarah: 60).

-Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah Saudara Nabi Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.

-Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Subuh. Allah s.w.t. berfirman, 'Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing.' (At-Takwir: 18).

-Kuburan yang membawa isinya adalah Ikan yang menelan Nabi Yunus AS.

-Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Nabi Yusuf, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, 'Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala.' Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, 'Tak ada cercaan terhadap kamu semua.' Dan ayah mereka Ya'qub berkata, 'Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.' (Yusuf:98)

-Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara Keldai. Allah s.w.t. berfirman, 'Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keldai.' (Luqman: 19).

-Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapa dan ibu adalah Nabi Adam, Malaikat, Unta Nabi Shalih dan Kambing Nabi Ibrahim.

-Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diazab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim.. Allah s.w.t. berfirman, 'Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim..' (Al-Anbiya':69).

-Makhluk yang terbuat dari batu adalah Unta Nabi Shalih, yang diazab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ashabul Kahfi (penghuni gua).

-Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah Tipu Daya Wanita, sebagaimana firman Allah s.w.t. 'Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar.' (Yusuf: 28).

-Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah Tahun, Ranting adalah Bulan, Daun adalah Hari dan Buahnya adalah Solat yang lima waktu, Tiga dikerjakan di malam hari dan Dua di siang hari.

Paderi dan para hadirin merasa takjub mendengar jawapan pemuda Muslim tersebut. Kemudian dia pun mula hendak pergi. Namun dia mengurungkan niatnya dan meminta kepada paderi agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh paderi.

Pemuda ini berkata, 'Apakah kunci surga itu?'

Mendengar pertanyaan itu lidah paderi menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rupa wajahnya pun berubah. Dia berusaha menyembunyikan kekuatirannya, namun tidak berhasil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun dia cuba mengelak.

Mereka berkata, 'Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya dia jawab, sementara dia hanya memberi cuma satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!'

Paderi tersebut berkata, 'Sesungguh aku tahu jawapannya, namun aku takut kalian marah.'

Mereka menjawab, 'Kami akan jamin keselamatan anda. '

Paderi pun berkata, 'Jawapannya ialah: Asyhadu An La Ilaha Illallah , Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah. '

Lantas paderi dan orang-orang yang hadir di gereja itu terus memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda Muslim yang bertakwa .**

NOTA: Ini adalah artikel sulung dari qasha dan merupakan sebuah artikel yang cukup bagus. Ia dapat menyedarkan kita agar membaca dan memahami isi kandungan Al-Qur'an bagi membolehkan kita menangkis tohmahan dan menjawab pertanyaan orang-orang kafir.

Saya pernah membaca dari satu buku bahawa sebenarnya paderi Kristian tahu bahawa Kunci Syurga itu adalah Dua Kalimah Syahadah. Kerana itu (kononnya) apabila nazak seorang Kristian, maka paderi akan datang membisikkan kalimah itu ke telinganya dengan harapan dia akan mati dalam Islam. Saya tidak pasti sama ada dakwaan ini (membisikkan ke telinga orang nazak) benar atau tidak. Namun saya pasti ahli kitab Kristian tahu bahawa Kunci Syurga adalah Dua Kalimah Syahadah. Cuma, mereka tidak mahu mengaku (kebenaran Islam) kerana bimbang akan kehilangan pangkat dan kedudukan duniawi.

Wallahua'lam

semana kaya atau besar...tetap Allahuakbar!!!! ittaqullah!!!!!

sumber: http://www.selatanonline.net/v1/

Tuesday, May 18, 2010

Uwais AlQarni: Terkenal Di Langit Tak Terkenal di Bumi

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru,
rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan,
kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada
tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli
membaca Al Qur’an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut
yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan,
tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan
tetapi sangat terkenal di langit.
Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti
ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru
dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa’at, ternyata
Allah memberi izin dia untuk memberi syafa’at sejumlah qobilah Robi’ah
dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan
karenanya. Dia adalah “Uwais al-Qarni”. Ia tak dikenal banyak orang
dan juga miskin, banyak orang suka menertawakan, mengolok-olok, dan
menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri serta berbagai
macam umpatan dan penghinaan lainnya.
Seorang fuqoha’ negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya,
memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik,
karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya
seraya berkata : “Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari
mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari
mencuri”.
Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili
kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya
penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya
sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang
diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama
Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya
yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya.
Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh
dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan
puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.
Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar
seruan Nabi Muhammad SAW. yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk
menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya.
Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur.
Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati
Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera
memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya
kebenaran. Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke
Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung.
Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan
cara kehidupan Islam.
Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru
datang dari Madinah. Mereka itu telah “bertamu dan bertemu” dengan
kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum.
Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk
bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang
cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu
yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.
Di ceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera
dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini
akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu
hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada
beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya. Hari berganti dan
musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk
bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya
dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah
beliau dari dekat ? Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat
membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya
selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa.
Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi
hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi
menziarahi Nabi SAW di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa
terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan
Uwais, dan berkata : “Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di
rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”.
Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa
menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan
kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi.
Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju
Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman.
Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir,
bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan
begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari,
semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras
baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya. Tibalah Uwais al-Qarni
di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu
rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina ‘Aisyah
r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi
yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di
rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang
perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada
di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan
Nabi SAW dari medan perang. Tapi, kapankah beliau pulang ? Sedangkan
masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan
sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,” Engkau harus lekas
pulang”. Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah
mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa
dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada
sayyidatina ‘Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya
menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan
perasaan haru.
Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang
kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa
Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni
langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda
Rosulullah SAW, sayyidatina ‘Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun.
Menurut informasi sayyidatina ‘Aisyah r.a., memang benar ada yang
mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya
sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan
ibunya terlalu lama. Rosulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin
berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai
tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.” Sesudah itu beliau
SAW, memandang kepada sayyidina Ali k.w. dan sayyidina Umar r.a. dan
bersabda : “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah
do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni
bumi”.
Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga
kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah di estafetkan
Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda
Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera
mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama. Sejak
itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu
menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka.
Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya
yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan
kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan
mereka.
Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju
kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman,
segera khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan
menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan
bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di
perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi
menemui Uwais al-Qorni. 
Sesampainya di kemah tempat Uwais berada,
Khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya
Uwais sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri shalatnya, Uwais
menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu
berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk
membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais,
sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW. Memang benar !
Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut,
siapakah nama saudara ? “Abdullah”, jawab Uwais. Mendengar jawaban
itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan : “Kami juga Abdullah,
yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?” Uwais
kemudian berkata: “Nama saya Uwais al-Qorni”. Dalam pembicaraan
mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah
sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat
itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan
mendo’akan untuk mereka. 
Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah:
“Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”. Mendengar perkataan
Uwais, Khalifah berkata: “Kami datang ke sini untuk mohon do’a dan
istighfar dari anda”. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni
akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar.
Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan uang
negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya. Segera
saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon supaya
hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya,
biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi”.
Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar
beritanya. Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh
Uwais , waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab
bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus
dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami
sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin
berat. Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan
selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami
memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di
atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu. “Wahai
waliyullah,” Tolonglah kami !” tetapi lelaki itu tidak menoleh. Lalu
kami berseru lagi,” Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah,
tolonglah kami!”Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: “Apa yang
terjadi ?” “Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan
dihantam ombak ?”tanya kami. “Dekatkanlah diri kalian pada Allah !
“katanya. “Kami telah melakukannya.” “Keluarlah kalian dari kapal
dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim!” Kami pun keluar dari kapal
satu persatu dan berkumpul di dekat itu. 
Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam,
sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut. Lalu
orang itu berkata pada kami ,”Tak apalah harta kalian menjadi korban
asalkan kalian semua selamat”. “Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah
nama Tuan ? “Tanya kami. “Uwais al-Qorni”. Jawabnya dengan singkat.
Kemudian kami berkata lagi kepadanya, “Sesungguhnya harta yang ada di
kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim
oleh orang Mesir.” “Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah
kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?”
tanyanya.”Ya,”jawab kami. Orang itu pun melaksanakan sholat dua rakaat
di atas air, lalu berdo’a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam,
tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya
dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan
seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang
tertinggal.
Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah
pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan
tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan
ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada
orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika
orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada
orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. 
Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan
untuk mengusungnya. Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan,
“ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari
mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat
penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah
tak terlihat ada bekas kuburannya. (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah
orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa
pemerintahan sayyidina Umar r.a.)
Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman.
Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya
orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan
pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan
orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan
ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap
melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang.

Mereka saling bertanya-tanya : “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais
al-Qorni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang
tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba
dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan
penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah
kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya
mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk
mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman
mengetahuinya siapa “Uwais al-Qorni” ternyata ia tak terkenal di bumi
tapi terkenal di langit.
* kisah ini amat menyentuh hati saya.. terasa amat kerdil diri ini.  Sama2 kita ambil iktibar..

Monday, May 10, 2010

Hassan al-Basri vs Harun ar-Rashid

Daripada Abi Nijih 'Irbadh bin Sariyah .a. berkata, "Telah menasihati kami oleh Rasulullah saw. akan satu nasihat yang menggetarkan hati kami dan menitiskan air mata kami ketika mendengarnya, lalu kami berkata, Ya Rasulullah! Seolah-olah ini adalah nasihat yang terakhir sekali maka berilah pesanan kepada kami." Lalu baginda pun bersabda, "Aku berwasiat akan kamu supaya sentiasa bertakwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemimpin) sekalipun yang meminpin kamu itu hanya seorang hamba. Sesungguhnya sesiapa yang panjang umurnya daripada kamu pasti ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaklah kamu berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafa Ar Rasyidin Al Mahdiyin (Khalifah-khalifah yang mengetahui kebenaran dan mendapat pimpinan ke jalan yang benar) dan gigitlah sunah-sunah itu dengan gigi geraham dan jauhilah perkara-perkara yang baru (bid'ah) yang diada-adakan, kerana sesungguhnya tiap-tiap bid'ah itu adalah sesat."

============ ========= ========= ========= ========= ========= ====

Sewaktu menjelang hari perlantikan Harun Al Rashid menjadi khalifah, dia telah mengarahkan seorang Menterinya untuk mengutus surat jemputan kepada rakan-rakan rapatnya ke majlis meraikan perlantikannya. Dalam majlis tersebut, rakan-rakannya akan diraikan oleh Harun Al Rashid dengan jamuan yang lazat-lazat. Harun Al Rashid juga menghadiahkan kepada mereka dengan hadiah yang cantik dan mahal di penghujung majlis. Antara yang dijemput ialah Hasan Al Basri.

Setelah tarikh majlis keraian tersebut menjelang, kesemua jemputan pun hadir. Seperti dirancang, mereka diraikan dengan jamuan yang enak dan lazat, serta dihadiahkan dengan barangan yang cantik dan mahal di penghujung majlis. Setelah hadirin bersurai, Harun Al Rashid mendapati ada satu hadiah yang masih tinggal dan tidak diberikan kepada jemputan. Maka bertanyalah Harun Al Rashid kepada Menterinya.

Harun Al Rashid : Milik siapakah hadiah ini ? Apakah masih ada jemputan yang belum menerimanya ? Atau jemputan tersebut tidak sudi menerima hadiah ku ini ? Atau apakah ada jemputan yang tidak hadir ?

Menteri : Wahai khalifah, sebenarnya ada seorang jemputan yang tidak hadir. Maka dengan itulah terdapat satu lagi hadiah yang tinggal.

Harun Al Rashid : Siapakah jemputan yang tidak hadir tersebut ?

Menteri : Hassan Al Basri, wahai khalifah.

Harun Al Rashid terdiam sejenak setelah nama Hassan Al Basri disebut. Setelah berfikir sejenak, maka dia pun berkata kepada Menterinya.

Harun Al Rashid : Akan aku tulis surat peribadi ku khas untuk Hassan Al Basri. Mungkin kerana dia seorang berilmu tinggi, maka dia inginkan jemputan khusus dan majlis untuknya yang khusus, baru dia senang menerima hadiah anugerah ku. Setelah ku tulis surat itu, kau pergilah ke madrasahnya dan serahkan sendiri surat itu ke tangannya.

Harun Al Rashid pun menulis surat tersebut dan mengarahkan Menterinya untuk menyerahkan sendiri ke tangan Hassan Al Basri. Sang Menteri pun segera bertolak ke Madrasah Hassan Al Basri membawa surat tulisan tangan Harun Al Rashid, sambil diringi beberapa orang pegawai istana.

Sewaktu Menteri tersebut sampai ke Madrasah, Hassan Al Basri sedang memberikan kuliah pengajian kepada murid-muridnya. Menteri tersebut terus berjalan menuju ke pintu madrasah.Hassan Al Basri, sewaktu terpandang Menteri dari istana datang menuju ke tempatnya berubah riak muka Hasan Al Basri. Dia terus memalingkan mukanya dari Sang Menteri dengan riak muka yang marah dan benci.

Menteri : Assalamu a'laikum wahai Hassan Al Basri

Tiada jawapan dari Hassan Al Basri. Malah Hassan Al Basri meneruskan saja memberikan kuliah kepada murid-muridnya sambil memalingkan mukanya dari Sang Menteri. Seolah-olah Sang Menteri tidak wujud di situ.

Menteri : Assalamu a'laikum wahai Hassan Al Basri

Sang Menteri memberi salam buat kali ke-2.

Masih tiada jawapan dari Hassan Al Basri. Malah Hassan Al Basri meneruskan saja memberikan kuliah kepada murid-muridnya. Murid-muridnya juga berasa kehairanan.

Menteri : Assalamu a'laikum wahai Hassan Al Basri. Kedatangan ku membawa surat peribadi milik Khalifah Harun Al Rashid.

Sang Menteri memberikan salam buat kali ke-3.

Maka berkatalah salah seorang murid tua kepada Hassan Al Basri.

Murid : Wahai tuan guru, ada Menteri diutuskan khalifah kepada Tuan, membawa surat dari khalifah.

Setelah mendengar kata-kata muridnya, barulah Hassan Al Basri menjawab salam Menteri tersebut.

Hassan Al Basri : Salam (Jawab Hassan Al Basri ringkas dengan nada yang marah). Untuk apa kau ke mari ?

Menteri : Kedatangan ku membawa surat peribadi tulisan tangan khalifah buat mu. Aku harap kau terimalah surat ini.

Jawab Menteri, sambil menghulurkan surat tersebut kepada Hassan Al Basri. Hassan Al Basri apabila dihulurkan surat tersebut, dengan segera mengelak dan menepis, agar surat tersebut tidak menyentuh dirinya.Hal ini juga mengejutkan murid-muridnya.

Murid : Wahai Tuan guru, apakah surat ini bernajis sehingga kau enggan menerimanya ? Kasihanilah Menteri ini kerana dia hanya menunaikan arahan Tuannya. Nanti dia pasti akan dihukum kerana kegagalannya menyampaikan surat Tuannya.

Hassan Al Basri : Kalau begitu kau saja yang baca surat ini. Biar ku dengar.
Maka muridnya pun mengutip surat tersebut yang jatuh ke lantai Madrasah. Lalu dibuka surat tersebut dan dibaca.

Salam sejahtera buat sahabat ku, Sheikh Hassan Al Basri.

Tujuan ku tulis surat ini, adalah untuk menjemput mu ke majlis meraikan perlantikan ku sebagai khalifah. Mungkin engkau sibuk sewaktu hari pertama perlantikan ku, maka engkau tidak sempat hadir ke majlis tersebut. Maka atas dasar persahabatan kita, maka akan ku adakan sekali lagi majlis keraian tersebut hanya buat mu. Akan ku jamu engkau dengan hidangan yang enak dan lazat. Dan akan ku anugerahkan kepada mu hadiah yang cantik dan mahal. Aku harap engkau akan hadir ke istana ku esok hari untuk majlis ini.

Sekian.

Daripada Khalifah Umat Islam, Khalifah Harun Al Rashid

Dengan riak muka yang marah, dan nada yang tegas Hassan Al Basri mengarahkan muridnya.

Hassan Al Basri : Kau tulis jawapan ku kepada Harun Al Rashid dibelakang suratnya.

Salam,

Harun,

Apakah kau sangka dengan menjamu aku dengan hidangan enak dan lazat, serta anugerah hadiah yang mahal, mampu menjadikan aku menyokong perbuatan mungkar mu ?

Tahukah kamu, perbelanjaan majlis meraikan perlantikan mu sebagai khalifah, datangnya dari pembiayaan Baitul Mal ? Engkau tergamak menggunakan harta Baitul Mal yang hakikatnya milik rakyat bagi membiayai majlis peribadi mu. Kau nafikan hak rakyat yang fakir dan miskin, anak-anak yang yatim dan piatu serta janda-janda yang tiada tempat bergantung. Kau biarkan mereka tidur dalam kelaparan bersama fikiran yang rungsing memikirkan, "Dimanakah akan ku cari rezeki keesokan hari ?"

Di waktu yang sama, kau menjamu sahabat-sahabat mu dengan hidangan yang enak dan lazat walaupun mereka mampu mengenyangkan diri mereka sendiri dengan kekayaan mereka. Di waktu yang sama, kau anugerahkan mereka dengan hadiah yang mahal-mahal, sedangkan rakyat mu ada yang daif dalam kemiskinan. Kehidupan mereka tenggelam dalam lautan air mata penderitaan dan kesedihan akibat kemiskinan.

Belum pun genap sehari engkau menjadi khalifah, sudah banyak dosa yang telah engkau lakukan. Amanah rakyat telah engkau khianati. Apatah lagi jika semakin banyak dan lama hari engkau memerintah, maka akan semakin banyaklah dosa dan kemungkaran yang bakal engkau lakukan.

Apakah untuk ini engkau dijadikan Allah ?

Mulai saat ini, jangan sesekali engkau melafazkan bahwa Hassan Al Basri adalah sahabat mu. Mulai hari ini dan saat ini, ku putuskan persahabatan ku dengan mu !!!

Sekian.

Hassan Al Basri

Tersentuh hati Menteri mendengar ketegasan jawapan yang dilafazkan oleh Hassan Al Basri. Setelah murid Hassan Al Basri selesai menulis jawapan gurunya, surat tersebut pun diserahkan kepada Menteri untuk dikembalikan kepada Harun Al Rashid.

Hassan Al Basri : Ambillah surat ini dan kembalikannya kepada Tuan mu.

Menteri itu pun mengambil surat tersebut dan berlalu. Kata-kata Hassan Al Basri terus bermain di dalam hati dan fikirannya. Kini hatinya menjadi rungsing. Dalam perjalanan pulang ke istana, dia melalui pasar jualan. Di hentikan kudanya, dan turun sambil diiringi pegawai-pegawai yang mengikutinya. Lalu bekatalah Menteri tersebut kepada para pedagang di pasar itu.

Menteri : Wahai para saudagar, mahukah kamu membeli jubah yang kupakai ini ? Jubah yang bermutu tinggi, lagi ranggi dan cantik ini merupakan anugerah Khalifah kepada ku sebagai salah seorang Menteri di istana. Akan ku jualkan kepada mu dengan harga yang murah.

Para pedagang di pasar tersebut berasa hairan dengan kata-kata menteri tersebut. Berkatalah salah seorang daripada mereka.

Pedagang : Mengapa engkau ingin menjual jubah kebesaran mu itu ? Berapakah harganya ?

Menteri : Mengapa ingin ku jualkannya, adalah urusan ku dengan Tuhan ku. Harganya amat
murah. Aku hanya memerlukan pakaian yang diperbuat dari kain yang kasar seperti yang dipakai oleh ahli sufi.

Maka urusniaga itu pun berjalan lancar antara Menteri dan saudagar di situ. Setelah Menteri mengenakan jubah dari kain yang kasar, dia pun kembali ke istana untuk mengembalikan surat dari Hassan Al Basri. Setibanya Menteri di istana, dia terus pergi menemui khalifah dengan pakaiannya yang kasar dan murah. Harun Al Rashid tersentak kehairanan, melihat Menterinya berpakaian demikian. Lalu dia bertanya kepada Menteri.

Harun Al Rashid : Mengapa engkau berpakaian demikian ? Ke manakah perginya jubah kebesaran mu sebagai seorang menteri di istana ku ?

Menteri : Wahai khalifah. Sekembalinya aku dari Madrasah Hassan Al Basri. Aku telah membuat keputusan untuk meletakkan jawatan ku sebagai Menteri. Maka ku tukarkan jubah kebesaran seorang menteri anugerah mu kepada pakaian yang kasar dan murah ini. Anggaplah aku membawa surat jawapan Hassan Al Basri merupakan tugas dan khidmat ku yang terakhir buat mu. Kerana selepas ini. Aku akan mengikuti tuan ku yang baru, iaitu Tuan Hassan Al Basri. Agar aku dapat dididik untuk mentaati Allah dan Rasul Nya.

Menteri itu pun menyerahkan surat jawapan Hassan Al Basri kepada Harun Al Rashid dan terus berlalu dari situ. Menteri itu telah pergi ke Madrasah Hassan Al Basri dan menjadi salah seorang muridnya.Harun Al Rashid, setelah menerima surat jawapan dari Hassan Al Basri, terus membuka dan membacanya. Tersentaklah Harun Al Rashid buat kali kedua di hari itu. Tidak disangka oleh Harun Al Rashid, jawapan yang diberikan oleh Hassan Al Basri amat tegas. Jawapan Hassan Al BAsri telah menyebabkan Harun Al Rashid menangis dan terus menangis. Tangisan keinsafan.

Di beritakan, Sesudah peristiwa itu, Harun Al Rashid akan meletakkan surat Hassan Al Basri di sebelahnya sewaktu solat. Sesudah selesai solat, Harun Al Rashid akan membaca surat jawapan Hassan Al Basri dan terus menangis. Dia melakukan ini sehinggalah beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir. Dia menjadikan surat tersebut sebagai peringatan buat dirinya yang sering lupa agar dia tidak tergelincir dalam pentadbirannya. Maka tidak hairanlah, Harun Al Rashid merupakan salah seorang khalifah Abbasiah yang yang dikenali kewarakannya.

Wanita solehah idaman Mujahid

musafirsufi menulis: "Indahnya kalammu wanita solehah yang berjuang disisi mujahid soleh....
Seindah-indah perhiasan dunia adalah wanita yang solehah...”

Kumulakan warkah ini dengan bait indah yang ditinggalkan Rasulullah saw kepada seisi alam. Wanita solehah! Idaman semua muslimin di alam maya ini. Alhamdulillah, itulah anjuran Islam yang kita cintai, pilihlah wanita yang mampu menyejukkan pandanganmu dan juga baitul muslim yang bakal dibina tika sampai saat itu, insyaAllah.

”Dinikahi seorang wanita itu kerana empat perkara hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah hal keagamaannya, maka beruntunglah kedua-dua tanganmu..”

Wanita solehah idaman mujahid soleh yang malunya menjadi perisai dirinya, yang zikirnya menjadi penawar dirinya; tak gentar di acah mehnah duniawi kerana dia rindukan wangian syurgawi, dia berpegang pada janji yang terpatri di lubuk hati. Telah dinukilkan panduan sepanjang zaman, itulah lirikan utama buatmu memilih calon isteri. Tiap baris itu telah menjadi hafalanku sejak aku mengenali dunia baligh ini.

Jika harta yang kau idamkan, ketahuilah diriku tidak punya apa-apa harta di dunia ini melainkan ilmu agama yang telah dititipkan buatku oleh mama dan abah. Tiada harta untuk kupersembahkan, hanya ketenangan yang mampu aku sediakan buatmu kerana aku pernah terbaca kata-kata ...


"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang.¨ (Rum: 21)

Jika keturunan yang mulia itu yang kau dambakan, ketahuilah jua aku di bawah pengawasan Allah sebagai penjaga mutlak diriku. Aku adalah keturunan mulia, ayahanda Nabi Adam as dan bonda Hawa a.s, sama seperti mu.

”... maka bertawakkallah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengasihi orang yang bertawakal kepadaNya. Jika Allah menolong kamu maka, tiada seseorangpun yang boleh menghalang kamu, dan jika ia mengecewakan kamu, maka siapakah yang dapat menolong kamu sesudah Allah (menetapkan demikian) ? dan ingatlah kepada Allah jualah hendaknya orang yang beriman itu berserah diri...” (Ali Imran : 159-160)

Kecantikan, itulah pandangan pertama setiap insan. Malah aku meyakini bahawa kau juga tidak terlepas seperti insan yang lain. Ketahuilah, jika kecantikan itu yang kau inginkan daripada diriku, kau telah tersalah langkah. Tiada kecantikan yang tidak terbanding untuk kupertontonkan padamu. Telah aku hijabkan kecantikan diriku ini dengan amalan ketaatan

kepada tuntutan agama yang kucintai. Kau hanya membuang masa jika kau menginginkan kecantikan lahiriah semata-mata. Aku memerlukan engkau untuk bersama-samaku menegakkan dakwah islamiyyah ini, dan aku merelakan diri ini menjadi penolongmu untuk membangunkan sebuah markas dakwah dan tarbiyyah ke arah jihad hambaNya kepada Penciptanya yang agung. Pendirianku...pernikahanku akan ku jadikan medan pencarian ilmu agama sebagai risalah demi meneruskan perjuangan Islam. Aku masih kekurangan ilmu agama, tetapi berbekalkan ilmu agama yang telah dibekalkan ini. Aku ingin menjadi isteri yang sentiasa mendapat keredhaan Allah dan suamiku untuk memudahkan aku membentuk usrah muslim antara aku, suamiku dan anak-anak untuk dibaiahkan dengan ketaatan kepada Allah Yang Maha Esa. Aku bercita-cita bergelar pendamping solehah, seperti mana yang dijanjikan Rasul,


" Semoga Allah memberi rahmat kurnia kepada lelaki yang bangun di tengah malam lalu dia sembahyang dan membangunkan isterinya, maka sekiranya enggan juga bangun untuk bersembahyang, dia merenjiskan air ke mukanya. Semoga Allah memberi rahmat kurnia kepada wanita yang bangun di tengah malam lalu bersembahyang dan membangunkan suaminya. Maka jika dia enggan, dia merenjiskan air kemukanya."
(Riwayat Abu Daud dengan Isnad yang sahih)
Renungilah FirmanNya ini, lalu kau akan tahu hakikat diriku dan dirimu dipertemukan oleh Allah atas namanya pertemuan.


“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan lelaki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
(An Nisaa’ : 1) "

Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh kerana Allah telah melebihkan sebahagian mereka (lelaki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan kerana mereka (lelaki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka".
(An-Nissa':34)


Membenarkan seperti apa yang telah Dia katakan dalam QalamNya yang mulia. Aku meyakini bahawa engkau adalah pemimpin untukku. Jadikanlah suatu pernikahan itu sebagai asas pembangunan iman dan bukannya untuk memuaskan bisikan syaitan yang menjadikan ikatan pernikahan sebagai tunjang nafsu semata-mata. Moga diriku dan dirimu sentiasa didampingi kerahmatan dan keredhaanNya. Lakukanlah tanggungjawabmu itu dengan syura kesabaran, qanaah ketabahan moga kita akan menjadi salah satu daripada jemaah saf menuju ke syurga insyaAllah.

Aku tidak menginginkan hantaran bersusun, mas kahwin yang hanya akan menyebabkan hatiku buta dalam menilai erti kita dipertemukan oleh Allah atas dasar agama. Cukuplah seandainya, maharku sebuah Qalam Mulia, Al-Quran, dan hadis-hadis Nabawi kerana aku meyakini bahawa Qalam itu mampu memimpin rumahtanggaku dalam meraih keredhaanNya bukan kekayaan dunia yang bersifat sementara. Jua tidak ternilai harga maruah diriku untuk dibanding dengan nilai wang ringgit atau nilai duniawi. Selaras jua dengan hadis Nabi. Aku mahu jadi wanita yang punya barokah.

“Seorang wanita yang penuh barakah dan mendapat anugerah Allah adalah yang maharnya murah, mudah menikahinya, dan akhlaknya baik. Sebaliknya, wanita yang celaka adalah yang mahal maharnya, sulit menikahinya, dan buruk akhlaknya”

Bantulah aku dalam menjayakan agama Allah, kerana ia adalah laluan untuk aku menyempurnakan separuh daripada agamaku, insyaAllah. Akhlakmu yang terdidik indah oleh ibu bapa dan orang sekelilingmu, itulah yang aku harapkan daripada kekayaan duniawi yang kau sediakan.

Tidak lagi wujud keborosan dan kebakhilan kerana semuanya berada di dalam udara Qana'ah (berpuas hati dengan apa yang ada), redha dan yakin bahawa dunia ini bukanlah negara Janatunna'im. Lihatlah rumahtangga Rasulullah s.a.w kadang-kadang berlalu sebulan demi sebulan, pernah dapurnya tidak berasap kerana tidak ada bahan makanan yang dapat dimasak. Walaupun demikian susahnya, rumahtangga Rasulullah s.a.w tetap menjadi rumahtangga yang paling bahagia yang tidak ada tolok bandingnya hingga ke hari ini.


.::. Ya Allah, gembirakan kami dengan redhaMu.::.

Muslimat dan Perjuangan


 Oleh: Ibn 'AbdiLLAH

Sudah menjadi sunnah dalam berjuang menegakkan Islam, memang akan sentiasa ada pertarungan antara yang haq dan yang bathil. Dalam pertarungan ini, pasti akan ada para pejuang yang terseksa. Ini dapat kita saksikan di mana-mana sahaja, dan negara kita juga tidak terkecuali. Di antara para pejuang ini, terdapat juga pendokong yang terdiri daripada muslimat-muslimat yang kuat iman dan semangatnya. Mereka juga turut terseksa dalam menegakkan al-haq. Jika dibandingkan dengan kesusahan pejuang-pejuang Islam di tanah air kita, muslimat yang mendokong perjuangan Islam di luar negara seperti di Mesir contohnya, menghadapi tekanan dan seksaan yang jauh lebih teruk lagi.

Kita dapat lihat dalam kenyataan sejarah bagaimana Muslimat Mesir yang berjuang bersama-sama dengan Ikhwanul Muslimin menghadapi penyeksaan dalam penjara.

Seorang pemimpin muslimat Mesir, Zainab al-Ghazali pernah diseksa di dalam penjara sehingga wajahnya dilihat seperti seorang yang berusia sembilan puluh tahun sedangkan umurnya baru sahaja dalam lingkungan empat puluhan. Bagaimanakah seksaan yang dihadapinya?

Zainab al-Ghazali diseksa di dalam bilik kurungan yang dipanaskan udaranya dan pada waktu musim dingin sewaktu di tengah malam, dipasangkan penyaman udara dan diletakkan di atas air batu serta dilepaskan anjing ganas untuk menyerangnya. Dalam keadaan seperti ini, beliau tidak meletakkan harapan lain selain daripada iman kepada ALLAH SWT. Beliau meletakkan harapan dan membulatkan hatinya hanya kepada ALLAH SWT. Anjing ganas yang lapar dibiarkan terlepas dalam bilik kurungannya dan anjing itu cuba menerkam dengan ganas Zainab al-Ghazali. Tetapi, dalam keadaan seperti itu, anjing yang ganas tadi tidak pula menerkamnya, sebaliknya selama beberapa jam anjing itu menjilat tubuh Zainab dan dilihat pakaian putih yang dipakainya sedikit pun tidak terkoyak dan tiada kesan gigitan anjing pun yang terdapat pada tubuhnya.

Dalam keadaan diseksa sedemikian, Zainab al-Ghazali sempat berda'wah sehingga seorang pemuda yang terlatih yang ditugaskan untuk menyeksa para pejuang Islam telah kembali ke jalan ALLAH SWT setelah dia melihat ketabahan dan kesabaran Zainab al-Ghazali. Pemuda itu berkata kepada Zainab, "Wahai ibuku, selama ini aku tidak pernah sujud kepada ALLAH SWT tetapi selama engkau berada di dalam tahanan ini, aku ditugaskan untuk menyeksa engkau. Sepanjang yang aku perhatikan terdapat perkara-perkara yang luar biasa yang tidak pernah aku lihat. Oleh itu, ajarkanlah aku bagaimana aku hendak mengenali ALLAH SWT dan bagaimana aku hendak mendirikan solat serta tunduk kepada ALLAH SWT." Zainab al-Ghazali semasa diseksa sebegitu hebat dengan izin ALLAH SWT telah menyelamatkan seorang pemuda yang sesat dan hanyut oleh sistem jahiliyah, sekularisme, dan sebagainya.

Bagaimanakah pula penyeksaan yang dialami oleh dua orang adik perempuan Sayyid Qutb (iaitu Hamidah Qutb dan Aminah Qutb)?

Mereka ditahan bersama-sama di dalam sebuah penjara tentera seperti yang dialami oleh Zainab al-Ghazali. As-syahid Sayyid Qutb RahimahuLLAH sebelum digantung mati sebagai syahid telah sempat menulis surat kepada adik perempuannya dan berkata kepada adik perempuannya itu,"Wahai adikku, barangkali sekarang ini kau sedang melihat dengan gerun tali gantung yang akan menjerut leherku ini. Kita akan merasai perjuangan kita ini sempit dan kita yang akan mengakhiri perjuangan kita ini; tetapi apabila kita memikirkan bahawa perjuangan kita ini bukan kita yang memulakannya dan bukan kita yang menamatkannya, maka ketika itulah kita rasakan bagaimana luasnya perjuangan kita, bagaimana luasnya keluarga kita kerana keluarga kita bukan keluarga yang diikat oleh keturunan darah tetapi keturunan kita diikat oleh kesatuan 'aqidah La Ilaha IllaLLAH Muhammad al-RasuluLLAH."

Contoh yang paling tinggi yang pernah ditunjukkan oleh Sahabiyyatul Rasul (Muslimat) bersama RasuluLLAH SAW, ialah kisah seorang muslimat yang bernama Nasibah binti Ka'ab al-Ansoriyyah.

Ketika dalam peperangan Uhud, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya telah gugur syahid di medan perang. Dia kematian ayah,anak dan saudara tetapi Nasibah tidak mempedulikan hal itu, malah apa yang ditanya ialah bagaimanakah keadaan RasuluLLAH SAW. Apabila sahabat-sahabat memberitahu bahawa Rasul SAW selamat, Nasibah lantas menjawab,"Segala penderitaan dan musibah yang menimpaku, setelah ku tahu selamatnya Rasul SAW maka segala kesusahan itu tidak lagi memberi apa-apa erti kepadaku". Ertinya, bagaimana kita melihat semangat dan keimanan sehingga meletakkan kasih dan kecintaan mereka kepada ALLAH dan Rasul melebihi kasih kepada yang lain.

Perbuatan Nasibah ini menepati intipati hadith RasuluLLAH SAW, yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a, yang bermaksud:

"Tiga perkara yang apabila seseorang itu ada padanya maka dia telah mendapat kemanisan iman. Adalah ALLAH dan RasulNya lebih dikasihi daripada yang lain. Dan adalah dia kasihkan seseorang Islam, tidak kasihkan seseorang itu melainkan kerana ALLAH SWT. Dan adalah dia hendaklah benci untuk kembali kepada kufur seperti dia benci dicampakkan ke dalam api neraka."

Hal ini juga pernah diucapkan dan dibuktikan oleh seorang Muslimah yang baik, yang tinggi akhlaqnya, yang ta'at kepada ALLAH SWT, iaitu Rabi'atul Adawiyah dalam satu ucapan sya'irnya, di mana beliau berkata:

"Wahai Tuhanku, apabila sah aku mendapat kasihMu, maka segala-galanya di dunia ini tidak ada erti lagi.

Kerana apa yang ada di atas tanah ini adalah fana'".

Emas dan perak yang menjadi kebanggaan kaum wanita pada hakikatnya berasal dari tanah yang kemudiannya dibakar hangus lalu jadilah ia emas dan perak yang dipuja, tetapi pada hakikatnya adalah tanah maka sebab itulah Rabi'atul Adawiyah menolak seluruh kesenangan dan keseronokan hidupnya untuk melaksanakan tanggungjawabnya kepada ALLAH SWT.

Semangat seperti inilah yang dapat kita lihat sekarang ini di kalangan muslimat kita, di mana mereka sanggup melekangkan gelang emasnya apabila diminta pengorbanan untuk meneruskan nadi perjuangan Islam ini. Ada muslimat kita yang pernah mengorbankan harta kesayangannya berupa kalung permata apabila diminta untuk tujuan ini. Ini adalah contoh bagaimana semangat seperti ini harus dijadikan teladan.

Kita lihat bagaimana semangat perjuangan dan pengorbanan itu terus hidup di kalangan muslimat kita dan kita yakin bahawa selama ada semangat dan pengorbanan seperti ini maka InsyaALLAH gerakan Islam akan terus bergerak dan perjuangan Islam akan bertambah hebat, AMIN Ya Rabbal 'Alamin.

Ibn 'AbdiLLAH,
22 Februari 2008/ 15 Safar 1429H

Rujukan:
1.       'Aqidah dan Perjuangan; Haji Fadzil Mohd Noor

Sunday, May 9, 2010

MUJAHADAH



Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
2969
Orang-orang yang berjihad disebut Mujahid. Seorang Mujahid akan sentiasamujahadah. Mujahadah ertinya bersungguh-sungguh, berazam, berusaha sehabis baik dengan mengerahkan seluruh potensi yang ada. Ia mudah disebut tapi tak mudah direalisasikan. Kerana itulah orang-orang yang berjihad benar-benar akan diberikan petunjuk oleh Allah atas kesungguhan dan keazaman yang dibuktikan dengan amal. Hanya orang-orang yang mujahadah dapat memahami erti kesabaran dan kesusahan. Tidak ada perjuangan tanpa mujahadah. Tidak ada mujahadah tanpa kesabaran.

Kita perlu bermujahadah dalam melaksanakan perintah Allah, juga bermujahadah dalam meninggalkan larangan-Nya. Apabila kita telah melaksanakan mujahadah yang benar, pasti kita akan diberikan petunjuk oleh Allah. Itulah janji Allah, Allah pasti bersama dengan orang-orang yang berbuat baik. Dalam kehidupan ini, terlalu banyak perkara yang memerlukan kita untuk memilih, dan jalan yang dibentangkan kepada kita tak semuanya enak dan mudah untuk dipilih. Di sinilah letaknya Hikmah mujahadah kerana dengannya ‘jalan-jalan’ akan dijadikan terang oleh Allah bagi kita.
Bukan satu jalan, bahkan dalam ayat tersebut menceritakan tentang ‘jalan-jalan’ yang tak disangka-sangka. Namun, jangan kita menyalahkan Allah tatkala jalan itu masih kabur bagi kita, kerana itu menjadi indikator akan mujahadah kita yang belum dimaksimumkan ke tahap yang paling optimal. Ertinya, kita perlu bermuhasabah diri kita dan meneruskan usaha mujahadah demi untuk mendapatkan petunjuk Allah.
Jadi, jika kita ingin melihat masa depan yang cerah, menyusur jalan-jalan dalam Hidayah Allah, mendapatkan penyelesaian bagi setiap permasalahan, KITA HARUS MUJAHADAH! Dan sesungguhnya Jihad yang paling besar itu ialah jihad melawan hawa nafsu. Jika kita tidak terus bersabar dalam jalan mujahadah, kita akan sentiasa teraba-raba mencari jalan yang terang untuk dilalui, sedangkan jalan itu tidak ditunjukkan oleh Allah. Namun jika kita tidak mengeluh, berusaha sepenuh hati, berazam secara total dan bertawakkal bulat kepada-Nya, pasti kita akan ditunjukkan jalan-jalan menuju kebahagiaan. Tidak ada jalan yang lebih membahagiakan daripada jalan menuju Tuhan…

Thursday, May 6, 2010

BAGAIMANA MENCARI KETENANGAN JIWA


Bismillah, Walhamdulillah Wassalatu Wassalamu
`Ala Rasulillah, Wa'ala Aalihie Wasahbihie Waman Walaah

HIBURAN YANG DIANJURKAN ISLAM
Hiburan sejati ialah hiburan yang bertapak di hati. Ia boleh membawa hati yang tenang. Syarat bagi ketenangan hati itu ialah dengan mengisi keperluan asasinya iaitu iman. Firman Allah Subhanahu wa ta‘ala dalam Al-Qur‘an yang tafsirnya :

“Orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan zikir kepada Allah. Ketahuilah! Dengan zikir kepada Allah itu, tenang tenteramlah hati manusia”.
(Surah Al-Ra‘ad: 28)

Oleh itu orang yang beriman akan mendapat hiburan dengan cara berhubung dengan Allah dengan melaksanakan perintah, kewajipan, melakukan perkara-perkara yang disunatkan seperti zikir, puasa, sedekah dan lain-lain seumpamanya, berinteraksi dengan alam ciptaan Allah, dan menerima segala ketentuan daripada Allah Subhanahu wa Ta‘ala.
Apabila melaksanakan perintah Allah, mereka terhibur kerana merasakan perintah itu datang daripada kekasihnya. Kalau yang menyuruh itu kekasih, tidak ada yang disusahkan bahkan kegembiraan yang akhirnya membawa ketenangan. Mereka rasa seronok dan terhibur dengan ibadah tersebut.

Orang mukmin juga rasa terhibur dengan warna kehidupan yang dicorakkan oleh Allah. Hatinya sentiasa bersangka baik dengan Allah, membuatkannya tidak pernah resah. Apabila diberi nikmat mereka rasa terhibur, lalu bersyukur. Diberi kesusahan, mereka terhibur, lalu bersabar. Mereka yakin dengan firman Allah Subhanahu wa Ta‘ala yang tafsirnya :

“(Katakanlah wahai orang-orang yang beriman: “Ugama Islam yang kami telah sebati dengannya ialah): Celupan Allah (yang mencorakkan seluruh kehidupan kami dengan corak Islam); dan siapakah yang lebih baik celupannya selain daripada Allah? (Kami tetap percayakan Allah) dan kepadaNyalah kami beribadat”.
(Surah Al-Baqarah: 138)

Orang yang beriman juga akan terhibur apabila melihat alam ciptaan Allah Subhanahu wa Ta‘ala. Mereka merasa tenang, bahagia dan gembira melihat pantai, bukit bukau, langit, laut dan sebagainya. Melihat, mendengar dan berfikir tentang keindahan itu sudah cukup bagi mereka merasai keindahan alam dan kebesaran penciptaNya. Sifat sedemikian merupakan sifat orang-orang yang bertaqwa iaitu orang yang berusaha memelihara dirinya daripada menyalahi hukum dan undang-undang Allah Ta‘ala. Firman Allah Subhanahu wa Ta‘ala tafsirnya :

“Sesungguhnya pertukaran malam dan siang silih berganti, dan pada segala yang dijadikan oleh Allah di langit dan di bumi, ada tanda-tanda (yang menunjukkan undang-undang dan peraturan Allah) kepada kaum yang mahu bertaqwa”.
(Surah Yunus: 6)


Selain itu mereka ini dapat menghayati maksud sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang maksudnya:
“Sesungguhnya Allah itu indah. Dia suka keindahan”.
(Hadis riwayat Muslim )

Islam tidak menolak hiburan dari luar selama hiburan luar itu boleh menyumbang dan menyuburkan lagi hiburan dalaman hati dengan syarat ia mematuhi syariat. Alunan ayat suci Al-Qur‘an, selawat yang memuji Nabi, lagu yang menyuburkan semangat jihad, puisi atau syair yang menghaluskan rasa kehambaan kepada Tuhan, pasti akan menyuburkan lagi iman mereka. Firman Allah Subhanahu wa Ta‘ala yang tafsirnya:

“Allah telah menurunkan sebaik-baik perkataan iaitu kitab suci Al-Qur‘an yang bersamaan isi kandungannya antara satu dengan yang lain (tentang benarnya dan indahnya), yang berulang-ulang (keterangannya, dengan berbagai cara); yang (oleh kerana mendengarnya atau membacanya) kulit badan orang-orang yang takut kepada Tuhan mereka menjadi seram; kemudian kulit badan mereka menjadi lembut serta tenang tenteram hati mereka menerima ajaran dan rahmat Allah”.
(Surah Al-Zumar: 23)


FirmanNya lagi yang tafsirnya :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu (yang sempurna imannya) ialah mereka yang apabila disebut nama Allah (dan sifat-sifatNya) gementerlah hati mereka; dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, menjadikan mereka bertambah iman, dan kepada Tuhan mereka jualah mereka berserah”.
(Surah Al-Anfaal: 2)

Dan firmanNya lagi yang tafsirnya :

“Iaitu orang-orang yang apabila disebut nama Allah, gerun gementarlah hati mereka, dan orang-orang yang sabar terhadap kesusahan yang menimpa mereka, dan orang-orang yang mendirikan sembahyang, serta orang-orang yang mendermakan sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepadanya”.
(Surah Al-Hajj: 35)


Semua ibadat jika dilaksanakan dengan penuh perhatian, pasti akan memberi ketenangan jiwa, lihat sahaja ibadat sembahyang, sekalipun merupakan suatu kewajipan orang Islam, ia juga suatu hiburan yang kekal yang menjadikan hati orang yang beriman dan bertaqwa itu terhibur dengan sembahyang kerana mereka terasa sedang berbisik-bisik, bermesra, mengadu dan merintih dengan kekasih hatinya iaitu Allah Subhanahu wa Ta‘ala.

Hal ini telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bahawa dengan sembahyang, hati orang beriman dan bertaqwa sudah terhibur, Baginda bersabda yang maksudnya :

"Di antara kesenangan dunia yang aku sukai ialah wanita, wangi-wangian dan penenang hatiku adalah sembahyang”.
(Hadis riwayat Al-Nasa‘ei)

Wednesday, May 5, 2010

Ayuh! Rasakan Kelazatan Persaudaraan

"Tidaklah dua orang saling mencintai kerana Allah, melainkan orang yang paling dicintai Allah, diantara keduanya ialah orang yang paling besar cintanya kepada saudaranya." HR. Ibnu Hibban dan Al-Hakim

Sahabat...
Rasa cinta adalah fitrah manusia. Kerananya, percintaan adalah rentangan waktu kehidupan manusia yang akan mereka lalui dengan keindahan dan haru biru. Cinta yang tulus, insyaAllah akan menyelamatkan manusia dari api neraka yang maha dahsyat panasnya.

Cinta tulus, terbesar dan hakiki adalah cinta kepada Allah. Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah sabda Rasulullah Saw. melalui Anas ra., "Ada tiga perkara yang barangsiapa dalam dirinya terdapat ketiga perkara itu, dia pasti merasakan manisnya iman, iaitu Allah dan RasulNya lebih dicintainya daripada yang lain; mencintai seseorang tiada lain hanya kerana Allah; dan tidak ingin kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan Allah sebagaimana dia tidak ingin kalau dicampakkan ke dalam api."

Sahabat...
Sesungguhnya persaudaraan kita merupakan buah dari ketinggian akhlak, dan tafarruq (perselisihan) kita merupakan akibat dari rendahnya akhlak. Akhlak yang bagus membuahkan rasa saling cinta, saling sayang, dan saling memberikan manfaat. Kerana itu, cinta melahirkan ukhuwah. Ukhuwah yang telah digambarkan secara mengharukan oleh Bilal, Amar dan Zaid, atau Umar, Ali dan Utsman, yang bersanding dan bercinta kerana Allah. Kasih sayang diantara mereka merupakan gambaran janin ukhuwah yang dikandung dalam perut iman, dan terlahir dari ibu yang bernama iman.

Ukhuwah bererti bersatunya hati-hati yang ruhnya terikat dengan ikatan akidah. Kerananya, persaudaraan adalah bentuk keimanan yang terikat dengan akidah yang amat kuat. Sementara perpecahannya adalah gambaran kekufuran, yang menempatkan keimanan dan kasih sayang di tempat sampah. Oleh kerana itu, manusia yang benar fikrahnya adalah manusia yang melihat saudaranya lebih utama dibanding dirinya sendiri. Jika perkara ini terjadi, ukhuwah akan terasa sangat indah, nikmat, dan manis.

Sahabat...
Persaudaraan dan saling mencintai kerana Allah adalah salah satu ibadah yang paling utama dalam agama kita. Siapapun yang berupaya mewujudkannya, tiada perkara lain baginya kecuali syurga yang maha indah.
Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa bersaudara dengan seseorang kerana Allah, maka Allah mengangkatnya satu darjat di syurga, yang tidak didapatnya dengan sesuatu amalan lainnya".

Ibnu Jarir pun meriwayatkan sabda Rasulullah Saw. dari Ibnu 'Abbas ra., ia berkata, "Barangsiapa mencintai seseorang kerana Allah, membenci seseorang kerana Allah, membela seseorang kerana Allah, dan memusuhi seseorang kerana Allah, maka sesungguhnya kecintaan dan pertolongan dari Allah boleh diperoleh dengan perkara tersebut.

Seorang hamba tidak akan menemukan nikmatnya iman, sekalipun banyak sholat dan shaum, sehingga dia bersikap demikian. Persahabatan diantara manusia pada umumnya didasarkan atas kepentingan dunia, namun perkara itu tidak berguna sedikitpun bagi mereka."

Sahabat...
Cinta seorang Mukmin adalah kekuatan. Ia bagaikan perekat yang mengikat batu bata individu Muslim dalam sebuah bangunan yang kukuh dan tidak mudah roboh. Allah Swt. Berfirman; " Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara." Q.S Al-Hujurat : 10

Sementara itu, Rasulullah Saw bersabda, "Mukmin yang satu terhadap Mukmin yang lain itu bagaikan bangunan yang mengikat antara sebagian dengan sebagian yang lainnya." HR. Muttafaqun 'Alaih

Sahabat...
Persaudaraan Islam bukanlah suatu permasalahan sampingan dalam Islam, tetapi ia menjadi salah satu prinsip dasar yang menyertai syahadah (persaksian) terhadap keesaan Allah dan kesaksian terhadap kerasulan Muhammad Saw. Persaudaraan merupakan buah dan konsekuensi keimanan yang amat sangat indah. Kerana itu, kita harus sama-sama yakin bahawa keindahanNya qadim. KeagunganNya tinggi. Kekuasaan dan penguasaanNya Maha Dahsyat. KeindahanNya berpadu dengan kemuliaan. KeagunganNya berpadu dengan keluhuran. KebesaranNya tidak pernah berakhir. KeindahanNya pesona hati. KeagunganNya meningkatkan cinta. Sungguh, tiada cinta yang hakiki kecuali cintaNya kepada kita sebagai makhlukNya, dan cinta kita kepadaNya. Adakah kita merasakan semuanya? Wallahualam.

Yesterday is history,
Tommorow's a mystery,
Today's a gift,
That's why we call it the Present.

"Each day I wake in gratitude.
Thanking Allah,
He let me rise
And To Him I only
Seek His assistance."

sumber: Raudhah.com
Sahabat yang baik adalah lebih mahal dari segunung emas permata.

Hati Tempat Jatuh Pandangan Tuhan

Di zaman Nabi Musa a.s. ada seorang hamba Allah yang kerjanya mencuri.
Sudah 40 tahun dia mencuri. Suatu hari, dia terlihat Nabi Musa a.s. sedang berjalan. Terlintas di hatinya untuk berjalan bersama Nabi Musa a.s.
Katanya’ “ Kalau aku dapat berjalan bersama Nabi Musa, mudah-mudahan ada juga berkatnya untuk aku.”

Tetapi setelah difikirkannya semula, dia tidak jadi melangsungkan niatnya itu. Dia berkata, “Aku ini pencuri. Manalah layak pencuri macam aku ini berjalan bersama seorang nabi.” Sejurus kemudian, dia terlihat pula seorang abid berlari-lari anak mengejar Nabi Musa a.s. dari belakang.
Si abid ini telah beribadah secara istiqamah selama 40 tahun dan dikenali orang. Si pencuri itu berkata di dalam hatinya, “Baik aku berjalan bersama di abid ini. Moga-moga ada juga baiknya untuk aku.”

Lantas si pencuri menghampiri si abid dan meminta kebenaran untuk berjalan bersamanya. Apabila ternampak sahaja si pencuri, si abid terkejut dan terus merasa takut. Dia berkata di dalam hatinya, “Celaka aku! Kalau si pencuri ini berjalan bersama aku, takut-takut nanti rosak segala kebaikan dan amalanku.”

Si abid terus berlari laju supaya si pencuri tidak dapat ikut. Si pencuri tadi terus mengikut si abid kerana hendak berjalan bersamanya. Akhirnya kedua-dua mereka sampai serentak kepada Nabi Musa a.s.

Nabi Musa a.s. terus berpaling dan bersabda kepada mereka berdua, “ Aku baru sahaja mendapat wahyu dari Allah Taala supaya memberitahu kamu berdua bahawa segala amalan kamu telah dimansuhkan oleh Allah.” Maka terkejutlah si abid dan si pencuri tadi. Berbahagialah si pencuri kerana segala dosanya mencuri selama 40 tahun telah diampunkan oleh Allah. Celaka dan dukacitalah si abid kerana segala amalan dan ibadahnya selama 40 tahun telah ditolak dan tidak diterima oleh Allah.

Rupa-rupanya si pencuri itu, walaupun kerjanya mencuri, dia tidak suka akan perbuatannya itu. Dia miskin dan tanggungannya banyak. Masyarakat ketika itu sudah rosak dan orang kaya enggan membantu fakir miskin. Dia mencuri kerana terpaksa. Oleh itu, setiap kali dia mencuri, dia amat merasa bersalah dan berdosa. Jiwanya terseksa dan menderita. Selama 40 tahun dia menanggung rasa berdosa itu dan selama itu juga jiwanya parah menanggung derita. Selama 40 tahun hatinya merintih meminta belas kasihan, keampunan dan mengharapkan kasih sayang Tuhan.

Si abid pula, amat yakin ibadahnya mampu menyelamatkannya. Dia yakin ibadahnya akan dapat membeli Syurga. Setiap kali dia beribadah, dia rasa dirinya bertambah baik. Setiap kali dia beribadah, dia rasa dirinya bertambah mulia. Selama 40 tahun si abid ini mendidik hatinya supaya merasa lebih baik dan lebih mulia setiap kali dia membuat ibadah. Hingga dia rasa tidak layak bergaul, inikan pula berjalan bersama orang yang hina dan berdosa. Dia rasa dia hanya layak berjalan bersama para Nabi.

Maha Suci Allah yang mengetahui segala isi hati manusia. Yang tidak melihat akan amalan-amalan lahir tetapi apa yang ada di dalam hati. Yang menilai hamba-Nya mengikut apa yang termampu oleh hamba-Nya dan tidak lebih dari itu. Yang menguji manusia dengan kesusahan dan nikmat untuk mengetahui siapa di kalangan hamba-hamba-Nya yang benar-benar berjiwa hamba dan merasa bahawa Allah itu Tuhannya.

wassalam.....

sekian,
wallahualam.

Monday, May 3, 2010

Rahsia Penjagaan Saraf Untuk Kesihatan Akal

Oleh AfifZahrah


Untuk memelihara prestasi akal supaya tidak berkurangan dan melemah, kita harus benar-benar menjaga kesihatan urat saraf. Urat saraf yang lemah menyebabkan akal fikiran turut menjadi lemah dan buntu.

Kesihatan urat saraf pada tahap yang terlalu lemah dan kronik menyebabkan seseorang akan hilang akal dan kesiumannya. Kelemahan urat saraf menyebabkan kelemahan akal fikiran dan kebinasaan urat saraf menyebabkan kebinasaan akal fikiran.

Berikut adalah panduan penjagaan urat saraf :-

1- Kurangkan meminum kopi dan teh. Kopi tidak bagus untuk saraf. Meminum kopi secara berlebihan menimbulkan ketegangan saraf, darah gemuruh, sukar tidur, jantung berdebar-debar, membuang air kecil dengan berlebihan, merosakkan buah pinggang, mempercepatkan penuaan, gastrik, darah tinggi, peluh yang berlebihan dan sebagainya. Teh juga menganggu fungsi sistem saraf. Tukarkan minuman kepada susu.

2- Tidur haruslah mencukupi. Elakkan tidur yang berlebihan. Elakkan tidur selepas Subuh dan Asar.

3- Penjagaan makanan : Amalkan pemakanan seimbang, berzat dan berjadual. Makanlah secara sederhana iaitu tidak terlalu kenyang atau tidak terlalu lapar.

4- Rehat apabila badan memerlukan. Jangan melakukan sesuatu pekerjaan fizikal/mental secara berlebihan. Sekiranya badan atau fikiran terasa letih sewaktu bekerja atau membaca, berilah sedikit kerehatan padanya.

5- Elakkan ketegangan fikiran, sedih, berlarut-larutan dengan emosi dalam tempoh yang lama. Ikhtiarkan untuk memulihkan kedamaian jiwa dengan sentiasa berwudhu’, membaca Al-Quran, berzikir, berpuasa dan bersolat sunat, membaca buku-buku agama atau berjumpalah dengan seseorang yang boleh menenangkan anda.

6- Kurangkan memakan makanan yang mengandungi bahan awet, bahan perasa, pewarna dan ubat tahan seperti makanan ringan, minuman bergas atau sebagainya.

7- Jangan sesekali Melakukan onani. Onani akan melemahkan akal fikiran dan melemahkan badan. Elakkan dari melakukan persetubuhan yang terlalu kerap.Ini untuk memastikan badan sentiasa bertenaga.

PEMULIHAN SARAF

Amalkan sekiranya mengalami kelemahan saraf :-

1. Berehat dan berbaring di tempat tidur.
2. Banyak minum air susu. Kurangkan meminum teh dan kopi.
3. Mandi dengan air hangat.
4. Banyak minum air oren, lemon atau segala jenis limau.
5. Makan makanan yang berselera.
6. Makan tomato secara mentah.
7. Kunyah dua atau tiga ulas bawang putih pada setiap pagi.
8. Makan telur separuh masak yang dicampur dengan madu dan beberapa biji buah badam pada setiap malam.
http://imamazhari.blogspot.com/

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More